Sunday, June 7, 2020

Literasi Sejak Dini

Isu rendahnya minat baca di Indonesia sudah ada sejak dulu dan ini menjadi perhatian IGI. Bahkan hingga saat ini pun, angka minat baca masyarakat Indonesia masih berada pada rangking dua terbawah. Peningkatan minat baca tentunya tidak akan bertambah begitu saja apabila tidak ada kebiasaan mengenalkan buku sejak dini. Beberapa penelitian menyebutkan proses belajar membaca merupakan fase penting anak usia pra sekolah. Adanya paparan terhadap buku mempengaruhi kemampuan membaca saat usia sekolah dan kemampuan akademis. Penelitian Kuo, dkk (2004) yang menganalisis data Survey of Early Childhood Health (NSECH) tahun 2000, menyebutkan orang tua di US yang memiliki kebiasaan membacakan buku untuk anak akan mempengaruhi ketertarikan anak terhadap buku. Selain itu, kegiatan ini juga akan menstimulus literacy skill pada anak. Anak-anak yang dibacakan buku oleh orang tuanya sejak dini berpotensi senang membaca dan dapat meningkatkan kemampuan bahasanya dibandingkan anak-anak yang tidak dibacakan buku.

Keuntungan lainnya adalah adanya hubungan emosional yang kuat (bonding time) antara orang tua dengan anak. Jadi, manfaat yang terasa tidak saja aspek kognitif, tetapi juga aspek emosional. Faktor yang menyebabkan kurangnya kegiatan membacakan buku kepada anak di US adalah rendahnya pendidikan orang tua dan kemiskinan. Faktor ini mungkin juga terjadi di Indonesia. Ditambah dengan isu kemiskinan, membuat orang tua tidak memiliki anggaran lebih untuk membelikan buku. Melihat fakta ini, beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan literasi anak usia dini adalah: pertama, meningkatkan sosialisasi melalui pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan komunitas tentang pentingnya memperkenalkan buku sejak dini. Kedua, pemerintah daerah yang membangun taman bermain ramah anak dapat menyisipkan pembangunan perpustakaan ramah anak di dalamnya.

Ketiga, saat ini banyak komunitas tertentu menciptakan perpustakaan, seperti: perpustakaan keliling.

Keempat, apabila orang tua buta aksara dan tidak mampu menyediakan buku-buku di rumah maka dapat mendekatkan anak-anak kepada perpustakaan sehingga dapat mengakses buku secara gratis. 

Kelima, apabila orang tua tergolong mampu, hindari membelikan gadget. Lebih baik dibelikan untuk buku-buku perpustakaan di rumah dan jangan lupa untuk membentuk kebiasaan membaca dimulai dengan orang tua yang berperan membacakan buku kepada anak. Tidak ada kata terlambat untuk memperkenalkan buku kepada anak. Dimulai dari diri kita sendiri, dari orang tua atau lingkungan keluarga kepada anak-anak.

Oleh Karena itu maka IGI mengadakan SAGUSABLOG untuk meningkatkan literasi guru, sehingga berimbas kepada anak - anaknya

0 comments:

Post a Comment